Bepegian.com – Kisruh dualisme kepemimpinan dalam organisasi Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) akhirnya menemukan titik terang. Setelah melalui proses hukum yang panjang, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) secara resmi mengakhiri dualisme ini dengan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menkumham Nomor AHU-02.AH.01.043 Tahun 2024 pada 10 September 2024.
Dalam SK terbaru tersebut, Kemenkumham mengakui kepengurusan Asita yang dipimpin oleh Nunung Rusmiati sebagai satu-satunya organisasi resmi. Dengan pengakuan ini, Asita di bawah pimpinan Nunung Rusmiati memperoleh legitimasi penuh sebagai representasi sah dalam industri perjalanan dan wisata Indonesia.
Ketua Asita Riau, Dede, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan tindak lanjut dari putusan Mahkamah Agung (MA) yang sebelumnya membatalkan legalitas Asita versi Artha Hanif. Menurut Dede, putusan ini mengakhiri perselisihan yang telah berlangsung cukup lama.
Lebih lanjut, Dede mengungkapkan bahwa Kemenkumham telah mengeluarkan surat keputusan yang membatalkan SK terkait perubahan anggaran dasar yang sempat disahkan di bawah kepemimpinan Artha Hanif. MA menegaskan bahwa Asita versi Artha Hanif tidak memiliki hak legal untuk menggunakan nama dan atribut Asita.
Dede menekankan bahwa Asita di bawah pimpinan Nunung Rusmiati memiliki sejarah panjang dalam sektor pariwisata Indonesia sejak didirikan pada 7 Januari 1971. Sementara itu, organisasi yang dipimpin Artha Hanif baru terbentuk pada 2021, yang menurutnya belum memiliki akar kuat dalam perjalanan sejarah Asita.
Dengan terbitnya keputusan ini, Dede menegaskan bahwa Asita versi Artha Hanif kini tidak lagi diperbolehkan menggunakan nama dan logo Asita. Keputusan ini sekaligus memberikan kepastian hukum bagi seluruh anggota dan pelaku industri terkait untuk kembali berfokus pada pengembangan pariwisata.
Dede juga menyatakan komitmennya untuk mendukung visi Asita di bawah kepemimpinan Nunung Rusmiati dalam memajukan sektor pariwisata Indonesia. Menurutnya, sektor pariwisata menunjukkan tren positif sepanjang 2023, dan Asita yang sah siap mengambil peran aktif dalam mendukung momentum tersebut.
Sebagai bentuk rekonsiliasi, Dede membuka peluang bagi anggota Asita versi Artha Hanif untuk bergabung dalam organisasi yang telah diakui oleh Kemenkumham ini. Ia menyebutkan bahwa ajakan ini bertujuan untuk mengembalikan kekompakan organisasi dan merangkul semua pihak yang pernah berada di kubu sebelah.
Dede menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa beberapa anggota dari kubu Artha Hanif sudah menyatakan minat untuk bergabung. Hal ini menunjukkan bahwa ke depan, Asita siap merangkul dan berkolaborasi demi kemajuan pariwisata Indonesia yang lebih solid dan bersatu.
